Selasa, 05 Februari 2013

awal berdirinya band SUPERMAN IS DEAD



Berawal pada tahun 1995 ketika personel sebuah band heavy metal Thunder bernama Ari Astina atau Jrx merasa bosan dan ingin mencari sebuah inspirasi baru, kemudian kebetulan drummer band new wave punk Diamond Clash Budi Sartika atau Bobby Cool juga sedang ingin berganti profesi tuk menjadi seorg gitaris dan vokalis. Secara kebetulan kedua pemuda ini bertemu di Kuta dan kemudian mrkpun membentuk sebuah band beraliran Punk Rock. Pada saat itu posisi bass masih diisi oleh additional bassist bernama Ajuz, dan lagu2nya Green Day pulalah yg menjadi cover song mereka pada waktu pertama mereka nge-jam, namun tak lama kemudian, lewat seorang drug dealer seseorang yang bernama Eka Arsana aka Eka Rock dan dia ini kebetulan sedang dalam pencarian identitas diri,oleh karena itu Eka Arsana merasa tertarik dengan visi dari kedua pemuda tersebut, maka resmilah Eka bergabung dengan Jrx dan Bobby.
Dan pada saat itu mrkpun mengambil nama Superman’s SilverGun sebagai nama band Punk Rock mereka yang pertama.
Merasa bersalah dan kurang sreg dengan pemilihan nama band mereka tersebut, maka mereka pun sepakat menggantinya menjadi Superman Is Dead yang dalam konteks ini memiliki arti bahwa manusia yg sempurna hanyalah ilusi belaka dan imaginasi manusia yg tidak akan pernah ada, dan lahirlah Superman Is Dead yg kerapkali diakronimkan dengan sebutan SID. Sebuah titik awal dari sebuah kebangkitan.
Dan tak lama nama SID semakin bergaung di Bali, karena padatnya show dan konser yg digelar pada waktu itu, ditambah lagi dg aktivitas underground di Bali yg boleh dibilang cukup produktif.
SID kian menapakkan sayapnya utk terbang dan menjadi sukses, puncaknya adalah ketika mereka membuka konser Hoobastank di Hard Rock Cafe-Kuta Bali. Nama mrk semakin dikenal publik, apalagi ditambah dengan kehadiran mrk di bbrp even di Jakarta(PUMA), semakin menambah kepercayaan diri SID utk berani melakukan gerakan revolusioner khususnya di blantika musik Indonesia, dan akhirnya merekapun melego Sony Music Indonesia.
Perdebatan yg demikian alotnya antara pihak SID dan Sony berlangsung cukup lama,.masing masing  pihak bersikeras mempertahankan posisinya masing masing. Pada waktu itu terjadi perdebatan seputar bahasa yg akan digunakan dlm lagu2 SID, dlm diskusi tersebut pihak SID menginginkan 90% lagu2 mrk akan memakai bhs inggris,namun pihak Sony bersikeras agar porsi lagu2 SID yg berbahasa inggris dikurangi. Dan setelah beberapa bulan akhirnya kedua belah pihak menyepakati bahwa porsi lagu SID akan menjadi spt: 70% inggris dan sisanya Indonesia. Sebuah Gebrakan telah lahir dan muncul. SID went to major label but they’re what they are just like 8 years ago. Potret dari sebuah perjuangan......

salam OUTSIDER......
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar